Manokwari, 1 November 2024 – Aktivitas pekerjaan pada minggu terakhir di bulan Oktober di Pengadilan Tinggi Agama Papua Barat ditutup dengan pelaksanaan Apel Sore. Apel Sore dilakukan di ruang Aula dan dipimpin langsung oleh Panitera Drs. Fakhrurazi, M.H. yang bertindak sebagai Pembina Apel pada sore hari ini.
Susunan Petugas Apel
- Pembina apel: Drs. Fakhrurazi, M.H.
- Komandan : Rafid Bahar, S.H.
- MC: Iksan Ohorella
- Yel-yel: Hamzah Syam
- Doa: Nur Komariah, S.Si.
Amanat Pembina Apel
Dalam amanatnya, Pembina Apel Drs. Fakhrurazi, M.H. menyampaikan pentingnya mengamalkan nilai-nilai integritas kedalam sebuah tindakan nyata. Kita semua tentu paham makna dari integritas, bahkan sudah banyak yang menyampaikan teori-teori mengenai pentingnya nilai integritas. Namun demikian tidak banyak yang dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain aktualisasi antara teori dengan praktek tidak sejalan dengan semestinya. Maka tidak mengherankan masih terdapat penyimpangan-penyimpangan administrasi yang mencederai nilai integritas karena melanggar aturan yang berlaku.
Sebagai salah satu lembaga penegak hukum, sudah semestinya nilai-nilai integritas itu tidak hanya dihafalkan saja dalam teori-teori. Namun sudah harus mendarah daging kedalam setiap perilaku dari aparatur yang menjalankan peran sebagai penegak hukum. Mencederai nilai integritas artinya sama saja dengan mencederai rasa keadilan di masyarakat yang imbasnya akan menurunkan citra dan kepercayaan publik terutama untuk lembaga Mahkamah Agung.
Masyarakat tentu akan menilai seberapa baik proses penegakan hukum pada peradilan karena seluruh proses sekarang berjalan transparan dan tidak luput dari perhatian media. Jangan sampai lembaga penegak hukum yang seharusnya mengayomi dan memberikan rasa keadilan pada masyarakat malah menjadi oknum yang merusak tatanan hukum itu sendiri.
Gara-gara satu oknum, rusak seluruh citra aparat penegak hukum. Gara-gara oknum, hilang rasa kepercayaan dari masyarakat. Gara-gara oknum, semangat aparatur dalam bekerja sepenuh hati untuk melayani menjadi menurun. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Leave a Reply